kholvad.com – Kontak senjata terjadi antara Koops Habema dan kelompok separatis OPM di Kampung Baitapa, Distrik Baitapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Dalam baku tembak itu, Komandan Batalyon Kodap VIII Soanggama, Enos Tipagau, dilaporkan tewas tertembak oleh pasukan Kopassus TNI.
Koops Habema merupakan satuan komando gabungan dari TNI dan Polri yang bertugas menangani konflik bersenjata di wilayah Papua. Pasukan ini dibentuk untuk menyatukan pola operasi dan meningkatkan efektivitas penindakan.
Konflik bersenjata yang melibatkan Enos Tipagau bukan yang pertama. Ia dikenal aktif memimpin sejumlah aksi bersenjata di Intan Jaya. Keberhasilannya dilumpuhkan menjadi langkah signifikan dalam menurunkan eskalasi kekerasan di daerah tersebut.
Operasi Gabungan Dipimpin Jenderal Kopassus Ahli Perang Hutan
Panglima Koops Habema, Mayjen Lucky Avianto, memimpin langsung operasi senyap tersebut. Ia dikenal sebagai perwira Kopassus yang ahli dalam medan perang hutan. Koops Habema beranggotakan prajurit dari Kopassus, Kostrad, Marinir, dan Kopasgat.
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa operasi ini dilakukan secara terukur dan berbasis intelijen yang akurat dari warga. “Operasi ini bagian dari komitmen TNI untuk melindungi rakyat Papua dari ancaman separatis,” ujar Kristomei.
Langkah taktis ini memperlihatkan bagaimana sinergi satuan elite TNI mampu bergerak cepat dan presisi, bahkan di medan berat sekalipun. Peran masyarakat juga terbukti penting dalam mendukung keberhasilan operasi melalui informasi yang diberikan.
“Baca Juga: Parkir Sembarangan Kena Denda Otomatis ETLE“
TNI Tegaskan Pendekatan Hukum dan Perlindungan Sipil
TNI menegaskan bahwa seluruh operasi di Papua tetap berpegang pada prinsip legalitas, kehati-hatian, dan perlindungan warga sipil. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada pelanggaran HAM selama operasi berlangsung.
“Setiap langkah kami mengedepankan kepentingan warga sipil. Kami hadir untuk melindungi, bukan menakuti,” tegas Kristomei.
TNI juga membuka pintu dialog bagi anggota OPM yang ingin menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI. “Kami menyambut siapa saja yang sadar dan ingin ikut membangun Papua yang damai,” tambahnya.
Pendekatan yang bersifat persuasif ini mencerminkan upaya jangka panjang TNI dalam menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di Papua. Ke depan, keberhasilan operasi seperti ini diharapkan mampu menurunkan konflik dan membuka ruang rekonsiliasi yang nyata.
“Baca Juga: BNPB: Karhutla Dominasi Bencana Awal Juli 2025 di Indonesia“
Leave a Reply